BERTUAHPOS.COM – Belakangan ini, masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Pekanbaru, ramai membahas usulan libur sekolah selama bulan Ramadan 2025.
Usulan libur sekolah selama Ramadan 2025 tersebut mengajukan agar kegiatan belajar-mengajar diliburkan sebulan penuh selama Ramadan, namun menuai beragam tanggapan.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Tekad Abidin, menyatakan kurang setuju dengan wacana tersebut.
Ia lebih mendukung pengurangan jam belajar selama Ramadan, ditambah dengan kegiatan yang menunjang ibadah siswa.
“Bagi saya yang efektif itu tetap sekolah, tetapi jam belajarnya dikurangi. Kalau diliburkan full, justru tidak ada pengawasan nanti anak-anak kita tentang ibadahnya, sekolahnya, pelajarannya, dan segala halnya,” ujar Tekad, Minggu 19 Januari 2025.
Tekad menilai, puasa bukan alasan untuk menghentikan aktivitas belajar. Sebaliknya, siswa perlu belajar beradaptasi dengan suasana Ramadan.
“Kalau di bulan Ramadan ibadah mendapat ganjaran lebih, sekolah bisa menambah kegiatan seperti salat duha berjemaah, salat zuhur berjemaah, dan mengaji bersama. Jadi, aktivitas belajar tetap berjalan seimbang dengan ibadah,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa libur penuh justru dapat membuat siswa menjadi tidak produktif.
“Kalau libur full, anak-anak bisa saja hanya tidur dari sahur sampai buka puasa. Apalagi, orang tua mereka tetap bekerja. Di rumah, siapa yang akan mengawasi?” tambah Tekad.
Sebagai solusi, ia mengusulkan agar jam belajar diatur lebih singkat dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa selama Ramadan. Selain itu, kegiatan keagamaan di sekolah perlu ditingkatkan untuk mendukung suasana Ramadan yang penuh berkah.
“Anak-anak harus dibiasakan bahwa Ramadan bukan alasan untuk berhenti produktif. Jam belajar bisa diatur lebih singkat, tetapi tetap ada kegiatan keagamaan yang menunjang. Dengan begitu, pendidikan dan ibadah bisa berjalan beriringan,” pungkasnya.