BERTUAHPOS.COM – Keluhan masyarakat terkait mahalnya harga gas LPG 3 Kg atau gas melon di Provinsi Riau masih terus berdatangan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau menyoroti lonjakan harga yang jauh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Androy Ade Rianda, mengungkapkan bahwa banyak pangkalan gas LPG yang menjual gas subsidi dengan harga Rp22.000 hingga Rp26.000 per tabung, padahal HET hanya Rp18.000.
“Masalah ini sudah menjadi perhatian serius pemerintah pusat, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM, Bahlil,” kata Androy, Selasa 11 Februari 2025.
Androy menegaskan bahwa pihaknya akan segera memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Provinsi Riau untuk membahas persoalan ini.
Menurutnya, pemerintah daerah harus cepat tanggap dengan memperketat pengawasan hingga tingkat pangkalan, agar tidak ada permainan harga yang merugikan masyarakat kecil.
“Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan di luar ketentuan yang telah ditetapkan. Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bertindak tegas jika ditemukan adanya pelanggaran,” tegas Androy.
Ia juga mengingatkan bahwa LPG 3 Kg adalah barang subsidi yang seharusnya hanya dijual kepada masyarakat yang berhak dengan harga sesuai aturan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak warga yang kesulitan mendapatkan LPG dengan harga yang wajar.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), harga asli LPG 3 Kg sebelum disubsidi sebenarnya mencapai Rp42.750 per tabung.
Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp30.000 per tabung, sehingga harga yang dibayarkan masyarakat seharusnya hanya sekitar Rp12.750 per tabung.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa harga subsidi Rp12.750 per tabung merupakan harga yang diberikan Pertamina. Namun, harga ini bisa naik di tingkat pengecer.
“Agen ke pangkalan itu Rp16.000, lalu ke pengecer seharusnya Rp18.000 sampai Rp19.000 maksimal. Tapi kalau ada yang menjual Rp26.000, berarti ada yang keliru,” tegas Bahlil.