BERTUAHPOS – Ikan ternyata bisa dibudidayakan dengan berbagai cara. Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Sony Wijaya, yang berhasil memanfaatkan styrofoam bekas ekspedisi untuk budidaya ikan.
Ya, alih-alih menggunakan akuarium kaca yang mahal, Sony memanfaatkan styrofoam box bekas itu sebagai wadah pemeliharaan ikan Guppy miliknya. Ini menjadi cara budidaya yang unik dan ekonomis, namun tetap menjanjikan peluang usaha yang menguntungkan.
Menurut Sony, penggunaan styrofoam box bekas jauh lebih hemat dibandingkan membeli akuarium maupun styrofoam baru yang dijual di pasaran.
“Harga akuarium lumayan tinggi, terutama jika kita butuh dalam jumlah banyak. Sementara styrofoam bekas dari pengiriman barang masih cukup kuat dan bisa dimanfaatkan,” ujarnya saat berbincang dengan Bertuahpos belum lama ini.
Adapun styrofoam box bekas ekspedisi, umumnya berasal dari pengiriman makanan laut atau buah impor yang membutuhkan suhu dingin. Box ini biasanya dibuang setelah digunakan sekali. Melihat potensi itu, Sony mulai mengumpulkan styrofoam tersebut untuk kemudian digunakan sebagai tempat pemeliharaan bibit ikan Guppy.
Keunggulan lain dari penggunaan styrofoam ini adalah sifatnya yang ringan, tahan air, dan mampu menjaga suhu air tetap stabil. Hal ini sangat penting dalam budidaya ikan, terutama pada masa pertumbuhan larva dan anakan Guppy yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
Sony mengungkapkan bahwa dengan menggunakan styrofoam bekas, ia bisa menekan biaya operasional. “Kalau saya beli aquarium ukuran sedang, bisa habis Rp200 ribu satu buah. Sementara styrofoam bekas bisa saya dapatkan cuma Rp50.000-an,” tambahnya.
Pemanfaatan limbah ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Styrofoam yang sulit terurai kini memiliki fungsi baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Sony berharap metode ini bisa diterapkan oleh peternak ikan lainnya untuk menekan biaya sekaligus mengurangi limbah padat.
Meski terlihat sederhana, hasil budidaya Guppy milik Sony mampu bersaing di pasaran. Dia rutin menjual ratusan ekor setiap bulan ke berbagai daerah di Riau, bahkan beberapa pesanan datang dari luar pulau.
Dengan inovasi sederhana ini, Sony Wijaya menjadi contoh bahwa kreativitas dalam memanfaatkan barang bekas bisa membuka peluang usaha yang menjanjikan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.***
— Habibie