BERTUAHPOS — Di tengah pesatnya laju perubahan ekonomi dan perkembangan teknologi keuangan (fintech), anak muda kini memiliki lebih banyak peluang untuk membangun masa depan finansial yang stabil dibanding generasi sebelumnya. Salah satu kunci utama untuk mewujudkannya adalah berinvestasi sejak dini.
Alasan utama anak muda perlu berinvestasi adalah kekuatan waktu. Dalam dunia investasi, waktu adalah aset yang paling berharga karena memungkinkan bunga majemuk bekerja secara optimal.
Semakin lama dana diinvestasikan, semakin besar potensi pertumbuhannya. Artinya, anak muda yang memulai investasi sejak awal memiliki peluang lebih besar mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Selain itu, investasi melatih anak muda untuk berpikir jangka panjang, mengambil keputusan berbasis data, dan membangun kedisiplinan keuangan, dan ini menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di era ketidakpastian ekonomi saat ini.
Kapan Waktu Ideal Dikenalkan dan Memulai Investasi?
Idealnya, pendidikan tentang investasi bisa dimulai sejak usia sekolah menengah (SMP atau SMA), yakni sekitar usia 13–17 tahun. Di fase ini, anak-anak sudah mulai memahami konsep dasar keuangan, seperti menabung, bunga, dan nilai waktu dari uang.
Namun untuk memulai investasi secara aktif, usia 18–25 tahun adalah waktu yang ideal. Di usia ini, seseorang umumnya sudah memiliki pendapatan sendiri (meski terbatas), tanggung jawab yang masih minim, dan fleksibilitas dalam mengambil risiko. Inilah masa emas untuk membangun portofolio dan mencoba berbagai instrumen seperti reksa dana, saham, atau emas digital.
Peluang bagi Investor Muda
- Akses Teknologi: Banyak platform investasi digital yang kini ramah pemula, mudah diakses lewat aplikasi, dan bisa dimulai hanya dengan modal Rp10.000.
- Waktu Belajar Lebih Panjang: Anak muda punya banyak waktu untuk belajar dari kesalahan investasi awal tanpa dampak besar secara finansial.
- Perlindungan Masa Depan: Investasi dapat menjadi penopang saat menghadapi kebutuhan besar seperti pendidikan lanjutan, modal usaha, atau membeli rumah pertama.
Tantangan yang Harus Diwaspadai
- Kurangnya Literasi Keuangan: Banyak anak muda belum memahami perbedaan antara menabung, berinvestasi, dan berspekulasi.
- Godaan Gaya Hidup Konsumtif: Tren FOMO, belanja impulsif, dan hidup “YOLO” kerap mengalahkan niat menabung dan berinvestasi.
- Risiko Penipuan dan Skema Bodong: Minimnya pengalaman membuat sebagian anak muda rentan terjebak investasi abal-abal yang menjanjikan keuntungan instan.
Investasi bukan hanya tentang mengejar keuntungan, tapi membangun pola pikir yang sadar risiko, sabar, dan berorientasi jangka panjang. Anak muda yang memahami pentingnya investasi sejak dini akan lebih siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.***