BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Terkait persoalan sampah di Pekanbaru yang masih belum terselesaikan, Walikota Pekanbaru Firdaus MT mengatakan, bahwa masyarakat lah yang tidak ingin bersih.
Menanggapi perkataan Wako, Saiman Pakpahan selaku pengamat kebijakan publik yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Riau mengatakan, bahwa dalam konteks bernegara Firdaus MT harus paham dulu teori-teori negara.
“Ketika dia membebankan ini, kekuatan-kekuatan yang lain, oke gak ada masalah. Ini juga tanggung jawab semua sebenarnya. Tapi dalam negara, ada kekuasaan di situ. Kekuasaan itu sudah diserahkan rakyat ke dia (Firdaus MT, red) untuk mengurusi rakyat,” katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (20/09/2017).
Nah, ketika sudah diserahkan ke dia ngurusi rakyat, sambung Saiman, lalu dia melempari ke kelompok-kelompok lain, mau ngapain dia? Kenapa dia dipilih? Kenapa dia jadi Walikota? Tugas dia jadi Walikota kan, itu mengurusi rakyat.
“Bahwa kemudian harus melibatkan kelompok-kelompok lain, itu tugasnya dia bagaimana agar kelompok-kelompok lain itu juga ikut berpartisipasi. Sifatnya hanya membantu pemerintah dalam persoalan persoalan ini. Bukan kemudian dilimpahkan ke mereka. Karena tugas dasarnya itu ya melakukan pelayan kepada masyarakat,” tegasnya.
Baca:Â Masalah Sampah, Wako Salahkan Masyarakat yang Tak Ingin Bersih
Firdaus: Permasalahan Sampah Bukan Hanya Tugas Pemerintah
Disalahkan Wako Soal Sampah, Warga: Enak Saja!
Soal Sampah, Ulama Kesal Ikut Disalahkan Walikota Pekanbaru
Lanjut Saiman, semua tergantung dia (Firdaus MT, red) melihat ini dari perspektif apa. “Kalau dia melihat ini dia sebagai syeh, dia sebagai walisongo misalnya, dia sebagai ustaz dan segala macam ya gak apa-apa negara ini begini-begini. Cuma inikan perspektifnya negara, perspektifnya kekuasaan, perspektifnya pemerintah. Ngapain pemilukada kemarin dia terpilih kalo dia kemudian melemparkan ini urusan umat, ini urusan ulama, ini urusan pemimpin. Ini porsi besarnya ada di pemerintah, dia harus paham itu. Bahwa rakyat harus dilibatkan dalam proses itu betul. Ulama dilibatkan dalam porsi itu betul, tidak hanya ini semua stakeholder itu harus dilibatkan. Tapi bagaimana cara dia bisa membuka ruang agar stakeholder itu bisa masuk terlibat. Ini kan gak diciptakan, hanya dibicarakan di media. Pemimpin-pemimpin yang gak ngerti konsep, yang hanya bicara di media terus bagaimana mengimplementasi ini, tunggu dulu, dia gak ngerti. Inikan begini jadinya,” papar Saiman.
Ini sudah menjadi pekerjaan dia, tambah Saiman, ketika dia sudah disahkan menjadi Walikota maka dia harus bekerja keras untuk melayani masyarakat Kota Pekanbaru. “Kalau dia kemudian lemah saja, ini kan bukan tipikal pemimpin begini. Gak laku dia, tapi ini sudah terpilih pula dia,” pungkasnya. (bpc7)