BERTUAHPOS.COM — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan tren koreksi saham perbankan Indonesia terus berlanjut sepanjang 2024 hingga awal 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, aksi jual investor asing menjadi salah satu penyebab utama penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan harga saham perbankan.
“Hal ini sesuai dengan risk appetite investor asing yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal, termasuk perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian pasar keuangan yang terus berlanjut,” ujar Dian.
Dia mengatakan, penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah memperlambat proses disinflasi.
Hal ini memengaruhi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (Fed Fund Rate/FFR), yang menjadi lebih terbatas.
Selain itu, penguatan dolar AS pasca-pemilu juga membuat investor lebih berhati-hati terhadap aset berdenominasi rupiah, termasuk saham perbankan.
Dari sisi domestik, kondisi likuiditas pasar yang masih menghadapi ketidakpastian global serta penurunan daya beli masyarakat turut menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan saham perbankan.
Meski demikian, sektor perbankan nasional tetap memiliki fundamental yang solid dan tata kelola yang baik, yang diharapkan dapat menjaga kepercayaan investor.
Perbankan dalam negeri juga terus berkomunikasi dengan investor ritel dan institusi guna mengurangi kesenjangan informasi serta memastikan valuasi saham tetap mencerminkan kinerja perusahaan.
“Dengan strategi yang terarah dan pengelolaan risiko yang prudent, perbankan Indonesia optimistis dapat menjaga pertumbuhan yang stabil di tengah dinamika ekonomi global dan domestik,” lanjut Dian.***